Palu- Bulan ramadhan bukan menjadi penghambat bagi para mahasiswa Program Studi (Prodi) Bahasa Indonesia, yang terhimpun dalam Ikatan Mahasiswa Bahasa dan Satrra Indonesia dan Daerah (IKAMABASRA) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Tadulako (Untad) untuk melaksanakan kegiatan ekstra kurikuler.
Kegiatan yang diberi nama “Apresiasi Sastra Religi” itu, sengaja dilaksanakan oleh para pengurus IKAMABASRA untuk mengisi agenda kegiatan di bulan ramadhan ini dan mengambil tempat di gedung Olah Seni (Golni) Provinsi Sulawesi Tengah sabtu (13/9).
Dalam kegiatan itu, Sanggar Seni Bahana (SSB) yang juga adalah para mahasiswa bahasa Indonesia itu mempresentasikan beberapa karya mereka melalui Musik Religi, Pementasan Drama, dan Musikalisasi Puisi.
Setelah dibuka oleh Ketua IKAMABASRA, Alimin Muslimin. Kegiatan itu kemudian dilanjutkan dengan Orasi Sastra yang dibawakan oleh Sugit Zulianto, salah seorang dosen sastra Prodi Bahasa Indonesia.
Dalam orasinya Sugit mengimbau kepada seluruh mahasiswa yang hadir agar merasa bangga menjadi mahasiswa bahasa dan sastra Indonesia, oleh karenanya, ia menyarankan kepada panitia khsusnya para pengurus IKAMABASRA untuk tetap eksis menyuarakan tentang pentingnya sastra dan bahasa Indonesia kepada semua kalangan melalui kegiatan-kegiatan pertunjukan dan diskusi-diskusi.
“Saya merasa bangga kepada adik-adik mahasiswa, yang hingga saat ini masih tetap eksis dengan kegiatan-kegiatan yang bernuansa sastra, tidak perlu kalian takut untuk tidak mendapat tempat di ruang-ruang publik” kata Sugit dalam orasinya.
Sementara dalam preserntase karya-karyanya, SSB menyajikan pertunjukkan karya sastra dalam nuansa religi. Drama yang berjudul “Mereka Lebih Mimilih Matahari daripada Rembulan” sempat memukau para undangan yang hadir. Dalam durasi 30 menit itu, para pemain menujukkan segala kemampuannya dalam berekting, sehingga para penonton dapat merasakan dan seakan terlibat dalam cerita yang ditampilkan.
Darama karya Edi Doang, mahasiswa bahasa indonesia angkatan 2000 itu, menceritakan tentang keinginan dua orang anak dari keluarga yang tergolong kaya raya, untuk melanjutkan proses belajar mereka ke luar negeri, sementara di sisi lain keinginan itu bertolak belakang dengan harapan oreng tua mereka.
Mereka lebih memilih sekolah bola dan model yang menjadi hobi mereka dari pada sekolah agama seperti keinginan orang tua mereka. Dan pada akhirnya mereka meninggal dalam perjalanan ke luar negeri.
Ketua IKAMABASRA, Alimin Muslimin mengatakan, kegiatan itu sengaja dilaksanakan di bulan ramadhan, selain sebagai ruang apresiasi karya sastra, juga untuk memperkenalkan kepada mahasiswa baru tentang aktifitas-aktifitas sastra mahasiswa bahasa Indonesia.
“kami memang sengaja melakukan kegiatan ini dibulan ramadhan. Karena selama ini kita hanya mengenal dan melihat pertunjukan-pertunjukan karya sastra yang umum, namun kali ini kami mempresentasikan karya-karya yang bernuansa religi” ujar Alimin. (Sahril)
Apresiasi Sastra Religi
Written By riluation on Selasa, 23 September 2008 | 04.45
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
maju terus kawan-kawan ikamabastra. tunjukkan kalian bisa, jangan pernah menyerah dengan kekuatan birik rasi. merdeka
moja yang hilang
Posting Komentar