Palu-Berawal dari kegelisahan-kegelisahan Neni Muhidin, pemilik perputakaan sekaligus cafe “Nemu” di jalan Tanjung Tururuka Kec. Palu Selatan, atas sebuah judul buku yang diterbitkan pada bulan Mei 2008 lalu melalui website www.irshadmandji.com., dan sudah menuai banyak apresiasi dari bernagai kalangan.
Akhirnya ia mengundang beberapa temannya yang selama ini telah berdiskusi melalui mailist (berkominiokasi dengan media internet) untuk berdiskusi bersama membedah buku itu akhir pekan lalu di kafe miliknya (jum’at 12/9)
Buku setebal 206 halaman itu, mengundang perhatian Neni dan beberapa rekannya untuk membuat diskusi bedah buku, pasalnya isi yang terkandung dalam buku yang berjudul “Faith Without Fear : A Challenge to Islam Today” ( Beriman Tanpa Rasa Takut ; Tantangan Umat Islam saat ini) banyak memberi kritikan yang bagi semua kalangan adalah refleksi bagi kaum muslimin.
Dalam diskusi bedah buku itu, hadir sebagai pembedah kritis adalah Mochtar, salah seorang dosen Bahasa Inggris Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Tadsulako (Untad). Sementara para peserta lain adalah Ikhtiar, Hatta dosen Sisiologi Fakultas Ilmu Sosiual dan Ilmu Politik (FISIP) Untad, Haidir, Guru Sekolah Menengah Pertama (SMP) Al Azhar Palu, Chaerudin, Anggota Kelompok Penulis Laskar Pena Sulteng dan beberapa mahasiswa Untad.
Mochtar, saat dipersilahkan mengawali diskusi mengungkapkan, pernyataan atau surat terbuka dari Irshad Manji itu saya anggap tak lebih dari sebuah refleksi bagi kita kaum muslimin.
“Memang kalau kita baca dari beberapa bab yang ada, Irshad Mandji banyak menggambarkan pemikiran-pemikiran Islam Moderat, namun beberapa ide besar yang ia ungkapkan disertai dengan berbagai kritik, menjadi sangat penting untuk kita renungkan sebagai bahan evaluasi kita selaku umat Islam” Kata Mochtar yang juga adalah pemerhati perkembangan dunia Islam itu.
Sementara hal senada juga di ungkapkan oleh Ikhtiar Hatta, Dosen Sosiologi FISIP UNTAD itu mengungkapkan, saat ini kita harus melihat Ijtihad (Usaha sungguh-sungguh yang dilakukan oleh para ahli agama untuk mencapai suatu putusan/simpulan hukum syarak mengenai kasus yang penyelesaiannya belum tertera dalam Al-Quran dan Sunnah) sebagai suatu potensi yang ada dalam Islam. Karena menurutnya, saat ini banyak penerapan dan penafsiran ajaran-ajaran islam yang tidak sesuai dengan konteks saat ini. Kata Ikhtiar Hatta.
Dari kesimpulan yang didapatkan pada diskusi saat itu, bahwa sebuah ajaran agama adalah sesuatu hal yang diterima dengan logika, dan diantara ajaran-ajaran itu juga ada yang tidak bisa dijangkau oleh logika, karena sudah menjadi ketentuan tuhan dan sudah mempunyai landasan tegas dalam kitab suci.
Sementara Neni Muhidin, selaku tuan rumah dalam kegiatan itu mengatakan, kegiatan bedah buku itu adalah yang kesekian kalinya ia laksanakan, namun baru kali ini ia dapat mengundang para kalangan akademisi dan mahasiswa. “baru kali ini juga saya bisa mengundang lebih dari 5 orang, apalagi dari kalangan akademisi” ungkap Neni
Diakhir diskusi, Neni Wahidin dan beberapa peserta diskusi bersepakat akan bertemu kembali dalam bedah buku dan diskusi-diskusi lain dengan tema dan judul buku yang berbeda. (SAHRIL)
Gelisah, Nemu Gelar Bedah Buku Irshad Manji
Written By riluation on Selasa, 16 September 2008 | 03.37
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar