Palu- Dengan garis pantai yang panjangnya 4013 kilo meter, potensi budidaya rumput laut di Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) juga menjadi besar. Berdasarkan data Dinas Perikanan dan Kelautan (Diskanut) Sulteng, Potensi tersebut sebesar 126 ribu hektar, yang tersebar di beberapa Kabupaten, antara lain di Kabupaten Donggala, Tojo Unauna, Morowali, Banggai, Bangkep, Parigi Moutong dan beberapa daerah lainnya, sementara yang baru digunakan adalah sebesar 4000 hektar, atau sekitar 4 persen dari luas potensi yang ada.
Atas dasar itulah, Investor asal Korea yakni Samsung Group melirik potensi tersebut untuk menanamkan investasinya di Sulteng dalam pengembangan hasil budidaya rumput laut.
Kepala Diskanlut Sulteng, Hasaanudin Atjho kepada Media Alkhairaat pada rabu (13/11) kemarin mengatakan, saat ini investor asal korea tersebut, sudah melakukan survei makro untuk lokasi budidaya rumput laut jenis Legidium Sp.
“Mereka punya bibit kan Legidium Sp atau alga merah. Sementara yang dikembangkan di kalangan petani kita adalah Eucheme Cottonia yang bisa diolah menjadi karaginan dan Gresilaria Cerycose yang jika diolah bisa menjadi agar-agar, sementara kalau untuk Legidium Sp hasilnya dapat dibuat menjadi Bio Ethanol (Minyak) dan sampah hasil olahannya dapat diproses menjadi kertas, dengan kualitas terbaik” Terang Hassanudin.
Kata Hasanudin, selama mereka melakukan survey beberapa hari kemarin, pihaknya telah merekomendasikan tiga klaster kawasan di Sulteng, klaster tersebut, antara lain adalah Selat Makassar yang terdiri dari Kabupaten Donggala, Kota Palu, Kabupaten Toli-toli dan Buol. Sementara klaster 2 adalah Teluk Tomini yang terdiri dari Kabupaten Parigi Mouong, Poso, Tojo Unauna dan Banggai, serta untuk klaster 3 sendiri adalah Teluk Tolo yang terdiri dari sebagian kabupeten Banggai, Banggai Kepulauan dan Morowali.
Bibit yang akan dibudidaya oleh pihak investor korea itu, kata Hasssanudin akan diadaptasikan dengan kondisi lokal yang ada, sehingga juga dapat dibudidaya di kawasan Sulteng. Karena menurutnya jika tidak demikian, akan terjadi ketergantungan petani pada investor.
“Untuk satu kali didatangkan, bibit mereka akan diadaptasi dan akan dikembangkan di sini, begitu yang kita harapkan” Ungkap Alumnus Unhas ini
Ia berharap, jika nantinya pihak investor benar-benr berminat, maka yang harus dilakukan lebih awal adalah political will antara pemda dengan investor. Sehingga ketika berjalan proses ini nantinya, kendala-kendala teknis akan teratasasi.
Kedepan, pada tahun 2012 kata Hassanudin, berdasarkan pencanangan gubernur, Sulteng akan menjadi provinsi rumput laut. (Sahril)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar