Seteleh Strok 4 Tahun Setengah Teguh Memutuskan Mengelilingi Tiga Benua Untuk Misi Perdamaian

PALU - Penyakit Strok yang diderita selama empat tahun setengah, tak membuat pria yang sudah berusia 44 tahun ini kehilanagn semangat untuk menunaikan keinginannya mengelilingi 3 benua.
yang ada di dunia dengan misi perdamaian dan ingin meraih rekor MURI (Museum Rekor Indonesia) dengan menggunakan sepeda. “tujuan saya ada dua, untuk perdamaian dan mendapat rekor MURI” ungkapnya.
Setelah mengelilingi beberapa negara tetangga seperti Brunai Darussalam dan Malaisya selama dua tahun, ia melintasi pulau Sulawesi dan saat ini tengah berada di kota Palu.
Teguh yang ditemui Media Alkhaeraat (9/8) di sekretariat salah satu mapala fakultas di Universitas Tadulako (UNTAD) sedang beristirahat, setelah menempuh perjalanan bersepedah dari Poso ke Palu mengungkapkan “rencananya, saya akan mengelilingi benua Asia, Australia dan Eropa dalam kurun waktu 8 tahun. Ungkapnya.
Selama dalam perjalanannya, pria kelahiran Jember-Jawa Timur ini sempat bermalam di jalan tanpa ada pemukiman satu pun saat melintas menuju daerah Toraja-Sulawesi Selatan.
Sementara sepeda yang didayungnya saat ini adalah sepeda kedua setelah sepeda pertamanya rusak dan tak bisa digunakan lagi. “sepeda pertama, sudah mengalah saat di Soroako, ini sepeda pemberian PT. Inco” ungkapnya.
Bapak dua anak ini akan meneruskan perjalanannya dari Palu menuju Sulawei Barat dalam beberapa hari mendatang. Meskipun telah mendapat gambaran tentang keadaan jalan yang rusak, ia sudah cukup siap untuk menempuhnya. “ia, saya dengar memang jalannya berbatu dan berdebu, tapi itu kan tantangan” kata teguh dengan sedukut guyon.
Hingga saat ini Teguh masih agak sulit untuk mengingat-ingat kembali beberapa kejadian-kejadian yang ia alami sebelumnya, itu karena penyakit strok yang empat tahun setengah ia alami. Sesekali ia mencoba mengingat-ingat, tapi tak bisa, sehingga ia hanya bisa memperlihatkan catatan perjalannyannya.
Pria yang bernama lengkap Teguh Pujo Budi Santoso ini adalah lulusan Teknik Industri Instutut Teknologi Nasional (ITN) Malang tahun 1994. Setelah di PHK tahun 2006 dari industri perkapalan Surabaya, ia sempat menjadi sopir angkot selama 3 bulan sebelum menunaikan keinginanya ini.***Sahril