Hi quest ,  welcome  |  sign in  |  registered now  |  need help ?

KUALITAS GURU DI INDONESIA; Masih terkendala dalam dua aspek : prestasi akademik dan pengembangan profesi.

Written By riluation on Minggu, 21 September 2008 | 11.19

KUALITAS GURU DI INDONESIA;
Masih terkendala dalam dua aspek : prestasi akademik dan pengembangan profesi.

Dari hasil evaluasi sertifikasi guru yang sudah berlangsung 3 gelombang (2006, 2007dan 2008), diambil kesimpulan bahwa kelemahan para guru di Sulawesi Tengah khusunya dan Indonesia pada umumnya ada dua yakni di bidang pengembangan profesi dan prestasi akademik.

Hal ini diungkapkan Asep Mahfudz saat ditemui Media Alkhaeraat (4/8) di sela-sela aktifitasnya. Dari 3 gelombang sertifikasi yang telah dilaksanakan untuk wilayah Sulawesi Tenah dengan jumlah peserta 4589 orang masing-masing 214 (2006), 2191 (2007) dan 3253 (2008). Hanya ada 34% yang lolos tes portofolio, sementra sisanya akan mengikuti diklat.

Dari presentasi itu, secara nasional program ini mengalami kendala seperti kasus diatas. Prediksi pemerintah menjadi bergeser. Dari sebelumnya diprediksi 30-35% akhirnya menjadi naik 65% yang harus dibiayai pada proses selanjutnya yakni diklat. “yang bingung pemerintah, karena uang yang disediakan 30-35% melonjak menjadi 65%. Maka kekurangan dana” kata Asep.

Sementara ditemui terpisah Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UNTAD, Hasan Basri mengatakan hal itu tergantung dari masing-masing individu guru. “itu tergantung ikhtiar perorangan untuk mengembangkan kapasitasnya” katanya. Bagi beliau, Lembaga FKIP selaku pabrik dari dari para guru hanya bisa bertanggung jawab pada saat mereka masih berada di dalam kampus. “sesungguhnya yang paling banayk terlibat untuk peningkatan kwalitas guru itu adalah Lembaga Peningkatan Mutu Pendidikan (LPMP), ya kita hanya bertanggung jawab saat mereka di kampus” jelasnya.

Menurut Hasan Basri masalah ini berkait-kaitan sehingga menjadi hal yang dilematis, pada awal 1980an ada namanya proyek Pengembangan Tenaga Kependidikan. “Progran ini ditekankan untuk peningkatan kemampuan guru untuk mentransfer ilmu dalam mengajar” kata basri. Namun setelah beberapa tahun berlangung, dirasakan terjadi penurunan kualitas kemampuan guru dalam kompetensi penguasaan disiplin ilmunya. “nah sekarang, kalau kita melihat penekanan pada kurikulum kita, itu lebih pada peningkatan penguasaan didiplin ilmu” terangnya.

Realitas yang terjadi pada kasus guru di Indonesia menjadi PR baru bagi pemerintah untuk membuat produk-produk baru dalam penyeimbangan antada kemampuan akademik guru secara didiplin ilmu dan kemampuan profesi sebagai tenaga kependidikan.

Menurut Hasan Basri ada beberapa garapan perencanaan hasil pertemuan antar Dekan FKIP se indonesia di Bogor beberapa hari lalu yang ia hadiri, nanti ada namannya SI plus untuk sarjana pendidikan. “jadi kalau selama ini SI Pendidikan hanya 4 tahun, maka nantinya akan ditambah 2 semester lagi untuk memperoleh sertifikasi pendidikan bagi para sarjana pendidikan” ungkap basri.***Sahril

0 komentar: