Hi quest ,  welcome  |  sign in  |  registered now  |  need help ?

Gempa Buol, diduga terbesar sepanjang sejarah gempa di Sulawesi

Written By riluation on Rabu, 18 Maret 2009 | 04.48

Palu- “Gempa yang terjadi senin dini hari kemarin, tepatnya pada pukul 01.02, diduga tepat di ujung utara sesar Gorontalo, yakni perbatasan Kabupaten Buol Sulawei Tengah dan Provinsi Gorontalo, adalah gempa terbesar sepanjang sejarah gempa di Sulawesi yakni 7,7 Skala Richter (SR) di sesar Gorontalo”, demikian dikatakan Kepala Pusat Penelitian Kebumian dan Mitigasi Bencana Alam (PPKMBA) Lembaga Penelitian (Lemlit) Universitas Tadulako (Untad), Abdullah.

Saat ditemui Media Alkhairaat di ruang kerjannya pada senin (17/11) kemarin, ia mengatakan, berdasarkan catatan sejarah kejadian bencana alam khususnya gempa bumi, gempa Buol diduga adalah paling besar, berdasarkan energi getaran yang dikeluarkannaya, setelah sebelumnya pada tanggal 20 Mei 1938 sebesar 7,6 SR. Kata Abdullah, Sesar Gorontalo tersebut adalah sesar yang relatif masih baru dibandingka dengan sesar Palu Koro.

Kata Abdullah, gempa Buol tersebut, adalah gempa dari sesar geser, sehingga tidak berpotensi menyebabkan tsunamai.

“Kalau yang Buol kemarin, itu gempa sesar geser, jadi tidak berpotensi menimbulkan tsunami, meskipun terjadi di dasar laut, namun jika itu adalah sesar vertikal, bisa dikatakan perpotensi tsunami” Kata Dosen Mipa ini.

Pada tahun 1938, kata Abdullah gempa dengan kekuatan 7,6 SR pernah terjadi akibat pergeseran lempeng Palu Koro, dan diperkirakan gempa tersebut terjadi di sekitas bagian leher pulau sulawesi. Tak ada catatan yang memastikan secara tepat letaknya secara demografi. Namun gejala yang ditimbulka adalah terjadinya tsunami dengan gelombang setinggi 4 meter terjadi antara kawasan Kecamatan Parigi hingga Desa Toribulu, akibatnya puluha rumah rusak dan korban jiwa yang tidak sdikit. Sementara di teluk Palu juga terjadi kerusakan cukup parah.

Akibat lain dari gempa tersebut, kata dosen Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Untad ini, adalah terbentuknya sebuah pulau yang ada tepat di depan Kecamatan Parigi, yang oleh masyarakat setempat dinamakan pulau Makakata.

Menurut Abdullah, 11 tahun sebelumnya, gempa juga terjadi di daerah teluk palu, tepatnya pada tahun 1927 dengan besar energi getaran 6,5 SR. Gempa tersebut adalah aktivitas dari sesar Palu Koro yang terhitung sebagai sesar paling tua di Sulawesi. Akibat dari gempa tersebut juga meninggalkan bekas, seperti Tanah Runtuh di Kecamatan Palu Timur atau tepat di arena sirkuit motor kross dan lapangan golf palu. Pada saat itu, tsunami juga terjadi dengan ketinggian gelombang mencapai 15 meter.

Menurut Dosen Geologi Untad ini, Peluang terjadinya gempa tektonik di wilayah Sulteng dan sekitarnya ada pada 3 macam batas lempeng, yakni lajur sesar atau batas netral, zone subduksi atau batas konvergen dan zone pemekaran atau batas divergen.

“Kalau efek getaran gempa tektonik pergeseran lempeng-lempeng litosfer, dapat bersifat lokal dan luas, tergantung besarnya energi yang dilepaskan. Gempa dengan magnitudo lebih dari 8 SR berpusat pada batas konvergen. Gempa tektonik 9,0 SR setara lebih dari 100.000 kali energi bom atom Hiroshima di Jepang” Terang Abdullah. (Sahril)

2 komentar:

Piandatte mengatakan...

selain parameter dasar gempa yang berisi informasi mengenai waktu awal pematahan, lokasi dan magnitude terdapat parameter dasar lain yakni parameter fokal yang menerangkan dimensi pematahan pada suatu kejadian gempabumi. Jurus pematahan gempa Buol teridentifikasi sebesar 91 yang lebih berasosiasi dengan pola lajur penunjaman laut sulawesi, distribusi gempa-gempa susulan juga menguatkan hal tersebut, sementara hasil lainnya mekanisme pematahan bercirikan pematahan normal (bukan sesar geser)dengan komponen dip 28 (sangat landai)sehingga dislokasi vertikal tidak begitu signifikan, sementara bidang dislokasi berada dilantai laut berkedalaman kurang dari 500 meter, kedua hal inilah yang menjadi alasan mengapa dampak tsunaminya tidak terasa, massa kolom air laut yang terusik tidak cukup untuk dapat mentriger tsunami yang nampak secara visual.

Selain dimensi pematahan, energi gempa dapat dikonversi secara konsisten dengan parameter tersebut, berdasarkan luas bidang pematahan dan rake momen energi gempa buol tercatat sebesar 1.2E10 Nm lebih kecil dari gempa Banggai 4 Mei 2000 yang tercatat sebesar 1.6E10 Nm...

Demikian sebagai informasi...
Salam @piandatte

Unknown mengatakan...

terimakasih infonya sangat membantu, dan jangan lupa kunjungi web kami http://bit.ly/2DEJSkI