Hi quest ,  welcome  |  sign in  |  registered now  |  need help ?

Pasca Menjabat, AY Belum Tentukan Pilihan Pengembangan Karir

Written By riluation on Kamis, 28 April 2011 | 03.48

PALU-Usai menjabat dan tidak berhasil pada Pemilihan Gubernur (Pilgub) yang digelar 6 April lalu, mantan Wakil Gubernur, Achmad Yahya (AY), belum menentukan akan melanjutkan karir dimana. Dikonfirmasi via telepon pribadinya Kamis (28/4), AY mengaku masih melihat perkembangan apkah masih akan berada di Palu atau pindah bertugas di daerah lain.

Saat ini, ia masih tergabung dalam kelompok kerja (Pokja)Sistem Manajemen Nasional dan Kepemimpinan Nasional di Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) RI.

“Kerja kami di pokja ini di antaranya menyempurnakan materi-materi pengajaran, menjadi panelis dan narasumber setiap angkatan dalam Lemhanas,” katanya.

Setelah menjalani tugas-tugas dalam lembaga tersebut sejak beberapa tahun terakhir, ia mengaku tertarik bisa berbagi pengalaman dan memberi pengetahun baru kepada peserta yang ikut dalam Diklat Lemhanas. Hampir setiap angkatan, Lemhanas selalu diikuti para pejabat dari kalangan militer dan sipil.

Meski begitu, ia belum memastikan akan berkarir di lembaga tersebut hingga menjabat pada posisi strategis. Sebab pilihan untuk berkarir di lembaga lain, ia masih berpeluang. Di partai misalnya, setelah sukses memimpin 1 periode sebagai ketua DPD Partai Demokrat, ia mengaku telah diajak Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum, untuk menjadi pengurus di DPP.

“Minggu lalu saya sempat ketemu dengan mas Anas, ia menawarkan untuk berkarir di Jakarta. tapi saya masih pikir-pikir dulu,” katanya.

Selain itu, pilihan untuk bekerja di sektor swasta juga masih sempat terfikirkan. Maklum, sebelum menjabat sebagai Wagub, ia memang telah merintis karirnya di BUMN, dan menjadi pimpinan.

Sedikit mengenang masa lalunya, AY menunjukkan semangatnya melalui suara di ujung telepon. Ia sedikit bercerita tentang bagaiman ia bisa lolos masuk dalam 10 besar saat mengikuti Diklat Lemhanas pada 2008 lalu. Di Lemhanas, ia mengikuti masa Diklat kurang lebih 9 bulan lamanya.

“Kebetulan, karena saya masuk dalam peringkat 3 dari segi akademik, dari 100 orang peserta Diklat tahun 2008, maka saya secara otomatis diperhitungkan dan masuk dalam 10 besar,” tambahnya.

Meski ada kemungkinan akan melanjutkan karirnya di daerah lain, namun AY mengaku masih akan tetap memikirkan Sulteng. Baginya sebagai daerah yang pernah membesarkan dia, Sulteng tetap menjadi buah pikirannya. Bagaimana bisa berperan dalam proses pembanguan Sulteng, ia tetap siap jika diperlukan. (Sahril)

0 komentar: